Keterampilan Dasar Mengajar


Pendidikan merupakan proses dalam menciptakan dan membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menjamin kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa. Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak tenaga kerja professional sehingga dapat meneruskan estafet pembangunan bangsa dan melayani masyarakat dengan baik. 

Belajar merupakan proses manusia dalam mencapai berbagai kompetensi, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk bertahan hidup dari lahir sampai akhir hayat. Belajar selalu diidentikan dengan sekolah dan bimbingan belajar yang memiliki tingkatan – tingkatan berbeda yang disebut dengan tingkatan kelas. Sedangkan kegiatan yang terjadi di dalam kelas disebut pembelajaran. Keberhasilan mengajar ditentukan oleh beberapa faktor seperti faktor motivasi, kemampuan, keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas, serta kemampuan sorang guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar.

Tidak mudah bagi seorang guru agar dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya. Terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan sebagai acuan seorang pengajar, diantaranya : (1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) Keterampilan bertanya, (3) Keterampilan menjelaskan, (4) Keterampilan memberikan penguatan, (5) Keterampilan mengadakan variasi, (6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Keterampilan mengajar perorangan, (8) Keterampilan mengelola kelas.   

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan ini terdiri dari dua sub bagian yaitu keterampilan membuka pelajaran dan kemampuan menutup pelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru yang dilakukan pada pertama kali kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran, melainkan pada setiap penggal kegiatan yang dilakukan seperti memulai kegiatan tanya jawab atau mengenai konsep baru. Banyak orang yang beranggapan bahwa kesan pertama dari bentuk suatu hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Keterampilan menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru dalam mengakhiri kegiatan interaksi pembelajaran. Menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, serta mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. 

Berikut adalah beberapa kompoen membuka dan menutup pelajaran. Menarik perhatian : gaya mengajar, media, interaksi yang bervariasi, menumbuhkan motivasi: melalui kata-kata bersugesti positif, kehangatan, memancing rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, memberi acuan: mengemukakan tujuan, dan batas materi ajar, mengingatkan masalah-masalah pokok, membuat kaitan: mengkaitkan dengan bidang yang relevan  dengan pengetahuan peserta didik.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa keterampilan bertanya adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta suatu keterangan atau penjelasan dari orang lain. Dalam kegiatan pembelajaran telah dijelaskan bahwa yang dimaksud keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan yang pertama atau pembuka untuk mendapatkan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti dari pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan petanyaaan lanjut. 

Berikut adalah beberapa komponen dalam keterampilan bertanya dasar : ungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat, berikan acuan atau tuntunan akan jawaban yang diharapkan, pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir, tunjukkan kehangatan keantusiasan anda akan jawaban dari mahasiswa. Mengefektifkan keterampilan bertanya hendaklah menghindari hal-hal sebagai berikut : mengulangi pertanyaan sendiri, memberikan waktu berfikir, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak,  mengajukan pertanyaan ganda, menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan. 

Keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan suatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. 

Berikut adalah komponen – komponen dalam keterampilan menjelaskan : Merencanakan,  penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Misalnya kita menganalisa tema dan sub tema yang akan dibicarakan kepada anak TK serta kemampuan-kemampuan yang ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak. Penyajian suatu penjelasan, penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Kejelasan: penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”, ”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak. (2) Pengguanaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. (3) Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik, anak-anak. Yang ini agak sukar”. (4) Memberikan balikan: “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya. 

Menurut Moh. Uzer Usman (2013: 80) penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penguatan merupakan pemberian respon terhadap tingkah laku yang baik kembali untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 

Belajar mengajar adalah ketrampilan dasar mengajar yang termasuk di dalamnya ketrampilan mengadakan variasi yang berguna bagi siswa dan guru untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan yang di alami siswa maupun guru dalam proses pembelajaran dan untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman serta proses pembelajaran yang sudah tidak efektif. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi, namun dengan harapan bervariasinya proses penbelajaran yang di berikan akan membuat siswa nyaman melaksanakan pembelajaran di kelas dan suasana kelas menjadi lebih kondusif dan efisien. Salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar di kelas adalah rasa bosan yang timbul pada diri siswa, guru dituntut untuk kreatif di dalam kelas untuk mengatasi atau mencegah datangnya rasa bosan pada siawa. Kreativitas guru tersebut dapat di tuangkan dalam keterampilan guru untuk melakukan variasi dalam mengajar. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta berubahnya mood siswa dalam proses pembelajaran untuk menerima bahan pengajaran yang di berikan guru dan memusatkan perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif dan terfokus dalam proses pembelajaran. Variasi pembelajaran dapat berupa variasi dalam gaya mengajar, variasi penggunaan media/alat, variasi pola interaksi dalam kelas.

Menurut Rusman (2013 : 89) "keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Untuk itu keterampialan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil". Menurut Sanjaya (2006 : 157) mengatakan bahwa "diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagikan siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah antara kelompok 3-5 orang pelaksanaannya dilakukan dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah diskusi dalam kelompok kecil ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya". Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan diskusi yang terdiri dari 3-5 orang mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh kelompok, dimana diskusi berlangsung secara sistematis dan setiap siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat kesempatan untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapatnya secara bebas, dengan tidak mengabaikan aturan-aturan diskusi. Komponen membimbing kelompok kecil yaitu pemusatan perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pandangan mahasiswa, meningkatkan urunan mahasiswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi. 

Keterampilan mengajar perseorangan merupakan pengajaran yang menitik beratkan penekanan utama pada pendekatan secara pribadi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Ciri pembelajaran perorangan dapat berupa bahan yang telah disiapkan oleh dosen berupa buku ajar, mudul, multimedia interaktif, dan lain-lain. Adapun komponen keterampilan mengajar perseorangan adalah sebagai berikut: terampil berkomunikasi antar pribadi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa seperti pendekatan SAVI, tugas dan penilaian dengan memberikan pilihan berdasarkan kemampuan (konstruktivistik).

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta guru mampu mengembalikannya bila terjadi masalah dan gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam artian, kegiatan-kegiatan untuk memelihara kondisi belajar yang optimal dan mempertahankan kondisi belajar apabila terjadi suatu gangguan dan masalah ketika proses belajar mengajar berlangsung. Adapun yang termasuk ke dalam hal ini, seperti halnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tidak menepati waktu yang telah disepakati. Prinsip-prinsip dalam mengelola kelas yaitu tumbuhkan kehangatan dan antusias, gunakan kata bersugesti positif, varuasu dalam belajar, keluwesan, penanaman disiplin diri. Selain prinsip-prinsip di atas, keterampilan mengelola kelas memiliki beberapa komponen sebagai berikut: Menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk yang jelas, dan menegur.

DAFTAR RUJUKAN

Asmadawati. 2014. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS. Jurnal. IAIN Padang Sidimpuan. Diakses dari: http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/131/1/1.%20Asmadawati%20sdh-min.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020.
Farahdiba, Syarifah, dkk. 2017. PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR. Jurnal. Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/188580-ID-penerapan-keterampilan-mengadakan-varias.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020.
Hardiyanti, Khoeriyah. 2014. PENERAPAN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGSARI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO  TAHUN AJARAN 2014/2015. Artikel Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari: http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/131/1/1.%20Asmadawati%20sdh-min.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020. 
Wahyulestari, M.R.D. 2018. KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR. Jurnal. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Jakarta. Diakses dari: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SNP/article/download/2770/2267. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020.
Zulfanidar, dkk. 2016. KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Jurnal. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/187634-ID-keterampilan-guru-membimbing-diskusi-kel.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020

Komentar

Popular Posts

Jenis-Jenis Port beserta Penjelasan, Gambar, dan Fungsinya Pada Console Unit

Drama : Liburan Ke Kebun Binatang

Proposal Usaha Bengkel Las Dan Bubut “Sabadha Logam”