MAKALAH HIMPUNAN dan ANGGOTA-ANGGOTANYA
A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar
matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu dengan buku panduan
yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar merasa bosan
untuk belajar matematika. Seringkali mereka bertanya, "Apa sih manfaat belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari? Apa manfaat Aljabar? Apa manfaat
himpunan? Apa manfaat trigonometri?".
Pertanyaan itu mereka
lontarkan karena mereka sudah kesal terhadap pelajaran mereka yang terasa
membosankan dan tidak perlu. Tetapi sebenarnya, matematika sangat berfungsi
dalam kehidupan sehari-hari, baik yang paling mudah sampai yang tersulit
sekalipun.
Matematika sebagai
media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu
menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika
sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari
Matematika, sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada
pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan
dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya penerapan himpunan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam matematika,
himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu
kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika
himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika
modern, dan karenanya, studi mengenai himpunan sangatlah berguna.
Himpunan biasa
digunakan dalam matematika dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan
sehari-hari kita jumpai pengertian tersebut seperti dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan
S1 Manajemen STIE Satya Dharma Singaraja, kumpulan koran bekas, koleksi
perangko, kelompok belajar, gugus depan dalam pramuka dan kata sejenis lainnya.
Kata-kata himpunan, kumpulan, koleksi, kelompok daam kehidupan sehari-hari memiliki
arti yang sama.
Himpunan merupakan
salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam matematika dapat dikembalikan
pada konsep himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik. Sebetulnya
pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara intuitif.
Mengingat demikian pentingnya teori himpunan, maka dalam kesempatan ini akan
dijabarkan beberapa konsep mengenai teori himpunan.
B.
Rumusan Masalah
1)
Bagaimana
definisi himpunan?
2)
Bagaimana cara penulisan himpunan?
3)
Bagaimanakah keanggotaan himpunan
itu?
4)
Ada berapa macam himpunan itu?
5)
Apa
manfaat himpunan dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui tentang himpunan, syarat agar dapat disebut sebagai himpunan dan ketentuan-ketentuan
lainnya dari himpunan.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Himpunan
Konsep
himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan merupakan kumpulan benda-benda
atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan
agar orang dapat menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang
dimaksud tadi atau tidak.
Anggota
atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuah
himpunan.
Contoh:
Himpunan yang merupakan himpunan:
-
Himpunan anak yang
berusia 12 tahun
-
Himpunan bilangan asli
genap
-
Himpunan pulau-pulau di
Indonesia
Himpunan
yang bukan merupakan himpunan:
-
Himpunan anak-anak
malas
-
Himpunan wanita-wanita
cantik
-
Himpunan lukisan indah
B. Cara Penulisan Himpunan
Ada
empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1) dengan
menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang tanda
kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a, i, u, e, o}
B
= {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2) menyebutkan
syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan
asli kurang dari 5
A = bilangan asli kurang dari 5
3) Notasi
Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan
ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum (role) dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan
tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya himpunan berikut ini :
1.
A
adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
2.
B
adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika
matematika, matematika diskrit, statistika, fisika
3.
C
adalah himpunan bilangan riil yang lebih besar dari 5
4.
D
adalah himpunan yang terdiri dari bilangan 2, 4, 6, 8, 10
5.
E
adalah himpunan bilangan riil lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 10
Penyelesaian :
1.
A
adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
· Dengan
menulis tiap-tiap anggotanya
A = {2, 3, 4, 5}
· Dengan
menulis sifat-sifatnya
A = {x | 1 < x <
6, x Î
Asli}
2.
B adalah himpunan mata kuliah yang
anggotanya adalah : kalkulus, logika matematika, matematika diskrit,
statistika, fisika
· Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
B = {kalkulus,
logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika}.
· Dengan menulis sifat-sifatnya
B tidak bisa dituliskan sifat-sifatnya, karena tidak
ada sifat yang sama di antara anggota-anggotanya
3.
C adalah himpunan bilangan riil yang
lebih besar dari 5
·
Dengan menulis
tiap-tiap anggotanya C
tidak bisa dituliskan anggota-anggotanya, karena jumlah anggota C tak terhingga.
·
Dengan
menulis sifat-sifatnya
C = {x | x > 5, x Î Riil}
4.
D
adalah himpunan yang terdiri dari bilangan 2, 4, 6, 8, 10
·
Dengan
menulis tiap-tiap anggotanya
D = {2, 4, 6, 8, 10}
·
Dengan
menulis sifat-sifatnya
D = {x | x adalah 5 buah bilangan asli pertama yang
genap}
5.
E
adalah himpunan bilangan riil lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 10
·
Dengan
menulis tiap-tiap anggotanya
E = tidak bisa dituliskan
anggota-anggotanya, karena jumlah anggota E tak terhingga.
·
Dengan
menulis sifat-sifatnya
E = {x | x < 5 dan x > 10, x Î Riil}
4)
Himpunan juga dapat di
sajikan secara grafis (Diagram
Venn).
Penyajian
himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika Inggris
bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan segiempat dan
himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.
Contoh
:
Gambarkan dengan diagram Venn himpunan-himpunan berikut ini :
1.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
2.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{0, 1, 3, 7} dan B = {2, 4, 6}
3.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{0, 1, 2, 3, 5, 6, 7} dan B = {0, 1, 3, 7}
Penyelesaian
:
1.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
Diagram
Venn :
2.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{0, 1, 3, 7} dan B = {2, 4, 6}
Diagram Venn :
3.
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A =
{0, 1, 2, 3, 5, 6, 7} dan B = {0, 1, 3, 7}
Diagram
Venn :
C. Keanggotaan Himpunan
(Menurut Buku Ensiklopedia Matematika)
Himpunan
selalu dinyatakan dengan huruf besar,seperti A,B,C,dan seterusnya. Untuk
menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “Δ
(baca: anggota) sedangkan untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan
digunakan lambing” Ï” (baca: bukan anggota).
A
= {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A
anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis:
a Î
A; b Î
A; dan c Î
A
Bukan
keanggotaan suatu himpunan A.
Jika
A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis:
d Ï
A. Banyaknya anggota himpunan
·
Banyaknya unsur dari
suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan tersebut │A│dibaca
“banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Contoh
Soal:
Tentukan kardinalitas
dari himpunan berikut :
1.
A = {2, 4, 6, 8, 10}
2.
B = {x | 1 < x < 6, x Î
Asli}
3.
C = {x | x > 5, x Î
Riil}
4.
D = {x | x bilangan cacah yang lebih
kecil dari 10}
5.
E
= {x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 15}
Penyelesaian :
1.
A = {2, 4, 6, 8, 10}
n
(A) = 5
2.
B = {x | 1 < x < 6, x Î
Asli}
B
= {2, 3, 4, 5}
n(B)
= 4
3.
C = {x | x > 5, x Î
Riil}
n(C)
= ~
4.
D = {x | x bilangan cacah yang lebih
kecil dari 10}
D
= {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9}
n(D)
= 10
5.
E
= {x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 15}
E = {2, 3, 5, 7,
11, 13}
n(E) = 6
D. Macam-Macam Himpunan
(Menurut buku Ensiklopedia Matematika)
1)
Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A
dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B
ditulis A ⊂ B ”, jika setiap
anggota A merupakan anggota dari B.
Dinyatakan dengan simbol : A ⊂ B
Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian
dari A
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A
Sebab setiap elemen dalam B
merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A
juga merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling
berkaitan.
2)
Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang
sama sama sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan
kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Contoh :
A = {x Î R |x2 + 4
= 0 }
Dalam hal ini jelas tidak ada harimau yang hidup
di air maka A = ø
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan
yang tidak mempunyai satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan
dengan huruf yunani ø (phi).
3)
Himpunan Semesta
Himpunan
semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum) yang berarti
himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan
dari objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta ditetapkan
sebelum kita membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh himpunan lain
dalam pembicaraan tersebut merupakan bagian dari himpunan pembicaraan.
Contoh
: Apabila
kita membicarakan himpunan A maka yang dapat menjadi himpunan semesta
adalah: U = himpunan bilangan
cacah
4)
Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan
tertentu atau n(A) = a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain,
himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan
dengan suatu bilangan cacah.
Contoh :
a. A = karena n(A)
= 0, 0 bilangan cacah.
b. B = n(B)
= 75, 75 bilangan cacah.
5)
Himpunan Tak Berhingga
Himpunan A disebut himpunan tak berhingga apabila tidak
memenuhi syarat himpunan berhingga. Himpunan A apabila anggota-anggotanya
sedang dihitung, maka proses perhitunganya tidak akan berakhir. Dengan
perkataan lain himpunan A, n banyak anggotanya tidak dapat ditentukan/ditulis
dengan bilangan cacah.
Contoh :
Q=
Apabila kita menghitung anggota himpunan Q, maka proses
perhitungan anggota Q tidak akan berakhir. Jadi Q adalah himpunan tak berhingga
dan n(Q) = ~.
6)
Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota
himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula sebaliknya.
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e }
Maka A = B
Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan
memiliki anggota yaitu { c,d,e }.
7)
Himpunan Lepas
Himpunan
lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.
Contoh
C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan
C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan
yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak
mempunyai satu pun anggota yang sama
8)
Himpunan Komplemen (Complement set)
Himpunan komplemen
dapat di nyatakan dengan notasi AC . Himpunan komplemen jika di
misalkan U = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A ⊂ U.
Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan notasi
pembentuk himpunan ditulis : AC = {x│x Î
U, x Ï
A}
9) Himpunan
Ekuivalen (Equal Set)
Himpunan ekuivalen
adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan himpunan lain.
Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) A≈B,
dikatakan sederajat atau ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A)
= 4
B = {
r,s,t,u } →n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari
himpunan tersebut, bila himpunan A beranggotakan 4 karakter maka himpunan
B pun beranggotakan 4.
E. Operasi pada Himpunan
a)
Gabungan
Gabungan
(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A È B = {x | x Î A Ú x Î B}
Contoh
:
S
= {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9}, A = {1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
Diagram Venn :
A
È B = {0, 1, 3, 5, 7, 9}
b)
Irisan
Irisan (intersection) dari
himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan
anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A Ç B = {x | x Î A Ù x Î B}
Contoh :
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9},
A = {1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
Diagram
Venn :
A Ç B = {3, 7}
c)Komplemen
Komplemen himpunan A
terhadap himpunan semesta S adalah
himpunan
yang anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A.
Notasi : Ac
= {x | x Î S Ù
x Ï
A} atau
= {x | x Î
S Ù
x Ï
A}
Contoh :
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5,
6,7, 8, 9}, A = {1, 3, 5, 7}
Diagram
Venn :
AC
= {0, 2, 4, 6, 8, 9}
d)
Selisih
Selisih himpunan A dan
B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A dan bukan
anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah komplemen himpunan B
terhadap himpunan A.
Notasi
: A – B = {x | x Î A Ù x Ï B} atau A – B = A Ç
Contoh :
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9}, A = {1, 2, 3, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
Diagram
Venn :
A
– B = {1, 2}
e)Beda Setangkup
Beda Setangkup (symetric
difference) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya ada pada
himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi
: A Å B = (A È B) – (A Ç B) atau : A Å
B = (A – B) È (B – A)
Contoh :
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9}, A = {1, 2, 3, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}
Diagram Venn :
A Å B = {1, 2, 8, 9}
F. Sifat-sifat
Operasi pada Himpunan
1)
Hukum Identitas
a) A È f
= A
b) A
Ç
S = A
c) A
Å
f
= A
2)
Hukum Null
a) A Ç f
= f
b) A È S = S
c) A Å A = f
3)
Hukum Komplemen
a) A È Ac =
S
b) A Ç Ac =
f
4)
Hukum Idempoten
a) A È A = A
b) A Ç A = A
5)
Hukum Involusi
(Ac)c
= A
6)
Hukum Penyerapan
a) A È (A Ç
B) = S
b)
A Ç (A È
B) = A
7)
Hukum Komutatif
a) A È B = B È
A
b) A Ç B = B Ç
A
c) A Å B = B Å
A
8)
Hukum Asosiatif
a) A È (B È
C) = (A È
B) È
C
b) A Ç (B Ç
C) = (A Ç
B) Ç
C
c) A Å (B Å
C) = (A Å
B) Å
C
9)
Hukum Distributif
a) A È (B Ç
C) = (A È
B) Ç
(A È
C)
b) A Ç (B È
C) = (A Ç
B) È
(A Ç
C)
10)
Hukum De Morgan
a) (A Ç B) c
= A c È B c
b) (A È B) c
= A c Ç B c
G. Manfaat Belajar
Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Sehari
Dengan
mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan akan
memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam hidup, logika
memiliki peran penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak
kegunaan logika antara lain:
1)
Membantu setiap orang
yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
tertib, metodis dan koheren.
2)
Meningkatkan kemampuan
berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3)
Menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4)
Memaksa dan mendorong
orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
5)
Meningkatkan cinta akan
kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta
kesesatan.
6)
Mampu melakukan
analisis terhadap suatu kejadian.
H. Contoh Penerapan Soal
Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus teori himpuanan dalam
kehiupan sehari-hari.
Soal:
1.
Dalam sebuah kelas
terdapat 40 orang siswa, 24 orang gemar musik 30 orang gemar olah raga dan 16
orang gemar keduanya. Tentukan banyaknya siswa yang gemar musik saja dan yang
gemar olahraga saja?
2.
Dari survey 100 orang
warga terdapat 60 orang gemar membaca 50 orang gemar menulis, 45 orang gemar
melukis, 40 orang gemar melukis dan menulis, 35 orang gemar membaca dan
melukis, 30 orang gemar ketiganya. Tentukan :
a)
Orang yang gemar
melukis dan menulis saja
b)
Orang yang gemar
membaca dan melukis saja
c)
Orang yang gemar membaca saja
d)
Orang yang gemar
menulis saja
e)
Orang yang gemar
melukis saja
f)
Orang yang tidak suka
ketiganya
Penyelesaian:
1.
Perhatikan dalam soal
tersebut terdapat dua himpunan siswa
yaitu siswa yang gemar musik dan siswa yang gemar olahraga. Siswa yang
gemar keduanya sebanyak 16 orang. Dalam konsep himpunan, anggota yang gemar
keduanya merupan anggota irisan
sehingga dapat dicari siswa yang gemar musik saja dan siswa yang gemar olahraga
saja. Perhatikan gambar berikut :
Karena
irisan siswa yang gemar keduanya sebanyak 16 orang sehingga siswa yang hanya
gemar Musik dan olah raga saja yaitu :
Musik
= 24 – 16 = 8
Olahraga
= 30 – 16 = 14
Dengan
demikian himpunan semestanya :
S
= 8 + 14 +16 = 40 siswa.
2.
Dari soal nomor 2,
terdapat tiga himpunan yang berbeda yaitu yang gemar membaca, menulis dan melukis.
Untuk menyelesaikan soal tersebut, terlebih dahulu kita cari irisan ketiganya. Sehingga dapat
disimpulkan :
Misal
: B = Membaca, N = Menulis, L = Melukis
a) Orang
yang gemar melukis dan menulis saja:
40
– 30 = 10 orang
b) Orang
yang gemar membaca dan menulis saja:
35
– 30 = 5 orang
c) Orang
gemar membaca saja: 60
– 30 – 5 = 25 orang
d) Orang
yang gemar menulis saja: 50
– 30 – 10 = 10 orang
e) Orang
yang gemar melukis saja: 45
– 45 = 0, maka orang yang gemar
melukis saja merupakan himpunan kosong
f) Orang
yang tidak suka ketiganya: 100
– 25 – 30 – 5 – 10 – 10 = 20 orang
BAB III
PENUTUP
A. Simpualan
Ada beberapa hal yang
bisa disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya yaitu:
1.
Himpunan
adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai arti
yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan
mana bukan anggota himpunan.
2.
Dengan mempelajari Himpunan,
diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan memacu kita agar kita
mampu berpikir secara logis.
B. Saran
Tanpa
kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam
berbagai disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar
kita lebih seius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika
sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah
bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Lipschuts,S;
Silaban, P. 1985. Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_28matematika29
diakses pada tanggal 25 Juni 2013
http://nurdhinlengke.blogspot.com/2013/03/makalah-himpunan.html
diakses pada tanggal 25 Juni 2013
http://rumushitung.com/2013/05/25/soal-himpunan-matematika-dan-pembahasannya
diakses pada tanggal 25 Juni 2013
salam blogger, gambarnya pada gak kebaca om!
BalasHapusok om,,terima kasih....
Hapus