Skripsi - Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kimia SMA Pada Materi Hidrolisis Garam Untuk Pembelajaran Kurikulum 2013
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran kimia sehingga ilmu kimia sering disebut dengan experimental science. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dan keefektifan dalam kegiatan praktikum kimia adalah adanya Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menuntun siswa untuk memahami masalah dan membantu kegiatan bernalar (Utami, 2017). Menurut Trianto (2009), LKS memuat kegiatan- kegiatan mendasar yang harus dilaksanakan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar yang ditempuh.
Salah satu fungsi LKS, yaitu sebagai petunjuk praktikum. LKS berisi petunjuk pelaksanaan praktikum dapat membantu guru dan siswa dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga siswa memiliki kesiapan sebelum kegiatan praktikum berlangsung. Selain itu, siswa juga mendapatkan gambaran tentang tujuan, manfaat, dan proses kegiatan praktikum yang dilakukannya. Widjajanti (2008) dan Kenengsih (2014) menyatakan bahwa LKS berbasis praktikum ditujukan untuk membantu dan menuntun peserta didik agar dapat bekerja secara kontinyu dan terarah. LKS ini hendaknya juga dapat menuntun siswa untuk mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah dalam melaksanakan praktikum kimia. Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk mengarahkan siswa dapat menemukan konsep dan mengembangkan keterampilan proses sains.
Berdasarkan Kurikulum 2013, LKS yang baik disusun berdasarkan karakteristik pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan menerapkan prinsip- prinsip metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, dan penarikan kesimpulan. Menurut Kurikulum 2013, metode ilmiah ditekankan dalam kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Hal ini sejalan dengan pengertian pendekatan saintifik, yaitu pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, siswa dibimbing secara bertahap untuk mengorganisasikan dan melakukan praktikum. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik mengubah paradigma proses pembelajaran yang pada awalnya berpusat kepada guru berubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga dalam hal ini siswa yang harus aktif mencari pengetahuan dan guru hanya sebagai fasilitator. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, Wilujeng, dan Anjarsari (2016), menyatakan bahwa pendekatan saintifik sangat berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu mengimplementasikan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran, khususnya dalam kegiatan praktikum.
Selain menggunakan pendekatan saintifik, komponen-komponen yang hendaknya harus ada dalam LKS yang berbasis praktikum, yaitu judul kegiatan praktikum, tujuan praktikum, alat dan bahan, prosedur kerja, tabel hasil pengamatan, dan bahan diskusi yang berkaitan dengan kegitan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan konsep, dan kesimpulan yang mengarah pada tercapainya tujuan praktikum (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011).
Berdasarkan hasil prasurvei pada tanggal 5 Desember 2017 yang dilaksanakan di SMA se-kota Singaraja yang menerapkan kurikulum 2013, diperoleh bahwa beberapa guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum kimia di SMA pada materi hidrolisis garam tidak menggunakan LKS yang menerapkan pembelajaran 5M untuk kegiatan praktikum, namun menggunakan LKS/petunjuk praktikum yang terdapat pada buku teks kimia masih bersifat verifikatif (pembuktian) tanpa memberikan kesempatan siswa untuk merancang prosedur praktikum secara mandiri. Oleh karena itu, LKS yang digunakan oleh guru dalam kegiatan praktikum memiliki kekurangan, yaitu belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik sehingga LKS tersebut belum bisa membantu siswa untuk berpikir ilmiah. LKS tersebut juga belum mampu menuntun siswa untuk mencari dan menemukan konsep hidrolisis garam secara mandiri sehingga proses pembelajaran kimia berlangsung tidak efektif. LKS yang digunakan oleh guru berupa instruksi langsung, hal ini menyebabkan tidak dapat berkembangnya kemampuan berpikir siswa sehingga kegiatan praktikum yang dilaksanakan tidak memberikan pengalaman pada siswa untuk membuat hipotesis, merancang prosedur kerja, menguji kebenaran hipotesis, serta menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Salah satu solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013, sehingga diperoleh LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik yang layak digunakan pada kegiatan pembelajaran kimia di SMA. Selain itu, dengan adanya LKS ini dapat mendorong siswa untuk mencari dan menemukan konsep hidrolisis garam secara mandiri melalui praktikum kimia sehingga sesuai dengan proses pembelajaran Kurikulum
2013.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pengembangan LKS kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran 2013 didasari oleh beberapa permasalahan pokok sebagai berikut.
- LKS yang digunakan di sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 sehingga LKS tersebut belum mampu membantu siswa dalam membangun/mengkontruksi konsep hidrolisis garam yang dipelajarinya, sedangkan kurikulum 2013 menuntut siswa mampu menemukan konsepnya secara mandiri.
- LKS yang digunakan di sekolah berupa instruksi langsung, hal ini menyebabkan tidak dapat berkembangnya kemampuan berpikir siswa sehingga kegiatan praktikum yang dilaksanakan tidak memberikan pengalaman pada siswa untuk membuat hipotesis, merancang prosedur kerja, menguji kebenaran hipotesis, serta menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA yang mencakup kegiatan praktikum pada materi hidrolisis garam untuk menyelesaikan permasalahan terkait penggunaan LKS pada kegiatan praktikum yang belum sepenuhnya sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013, sehingga LKS yang dikembangkan tersebut mampu membantu siswa dalam membangun/mengkontruksi konsep hidrolisis garam yang dipelajarinya. Serta memberikan pengalaman pada siswa untuk membuat hipotesis, merancang prosedur kerja, menguji kebenaran hipotesis, serta menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.
- Bagaimanakah karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan?
- Bagaimanakah tanggapan ahli dan praktisi terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan?
- Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
- Mendeskripsikan karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan.
- Mendeskripsikan tanggapan ahli dan praktisi terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan.
- Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia SMA pada materi hidrolisis garam untuk pembelajaran kurikulum 2013 hasil pengembangan.
1.6 Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis Secara teoretis, manfaat hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi perangkat pembelajaran khususnya LKS sebagai upaya menciptakan kegiatan praktikum kimia pada materi hidrolisis garam yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013.
- Manfaat Praktis
- Bagi siswa, LKS kimia SMA pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan praktikum yang sesuai dengan kurikulum 2013.
- Bagi guru, LKS kimia SMA pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu petunjuk dalam melaksanakan kegiatan praktikum di sekolah.
- Bagi peneliti lain, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan LKS pada materi maupun bidang studi lainnya.
1.7 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011). Tahapan dalam penelitian ini, antara lain tahap penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, dan uji coba terbatas. Penelitian ini hanya sampai pada tahap uji coba terbatas karena terbatasnya waktu dan biaya.
Download Full Konten disini !
Download Full Konten disini !
Komentar
Posting Komentar