Karma Yoga Dan Etos Kerja Dalam Manajemen Spiritual



BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Meskipun metode, Nama, Jenis maupun karakteristik yang ditunjukkan oleh masing-masing sistem yoga yang ada di Masyarakat seperti; Raja Yoga, Kundalini Yoga, Jnana Yoga, Karma Yoga, Asanas Yoga, dll…kelihatan berbeda, namun semuanya menunjukkan jalan menuju realisasi diri yang sama, yang merupakan hak dari setiap manusia yang lahir ke dunia. Jika dikaji secara mendalam, bahkan pengetahuan yang ditunjukkan dalam beberapa sistem yoga ini dapat dikatakan saling melengkapi, karena semuanya membahas tentang rahasia kekuatan pikiran, dan semuanya pula menunjukkan cara-cara melatih diri dalam mengendalikan fisik maupun mental agar seseorang dapat mencapai kesadaran tertinggi yaitu kesadaran spiritual. Oleh karena itu, bagi mereka yang hendak melangkah di jalan Rāja Yoga khususnya, atau melangkah di jalan spiritual umumnya, pengetahuan dari masing-masing sistem yoga ini akan sangat membantu dalam mempercepat proses pemahaman spiritual, dan tentunya hal ini juga berarti membantu dalam mempercepat proses transformasi diri. Semua jalan yoga merupakan cabang-cabang yang mengalir dari tingkatan pemikiran metafisika yang berbeda, namun sesungguhnya sama sekali tidak saling bertentangan.

1.2  Rumusan Masalah

 a. Apa pengertian dari karma yoga?

 b. Apa pengertian tentang etos kerja?

 c. Bagaimana hubungan karma yoga dengan etos kerja?

 d. Bagaimana hubungannya karma yoga dan etos kerja dengan manajemen spiritual?

1.3  Tujuan Penulisan  

 a. Untuk mendiskripsikan tentang apa itu karma yoga

 b. Untuk mengetahui keterkaitannya karma yoga dengan etos kerja


BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian dari yoga

Yoga merupakan penghubungan atau pengaitan dengan Tuhan yang Maha Tunggal. Gagasan tentang yoga bertolak dari adanya satuan – satuan individu yang sadar dan biasanya terkenal sebagai “diri rendah”, “diri sejati”, dan “jiwa” yang umumnya berhasrat untuk dihubungkan dengan Tuhan yang Maha Esa dan tak terhingga. Perpisahan diri sejati bersifat sementara dan disebabkan oleh ketidak tahuan atau Avidya.

Di jaman global sekarang ini sangatlah diperlukan segala sesuatu yang bersifat pemulihan kesadaran diri. Sebab dengan segala bentuk kecanggihan yang ada, terkadang mengantar seseorang ke dalam jalan yang menyimpang dari jalan dharma. Seperti yang dijelaskan dalam kitab Purana, bahwa jaman ini dibagi atau digolongkan ke dalam empat kategori jaman, yaitu jaman Satyayuga, Tretayuga, Dvaparayuga, dan Kaliyuga. Dijaman kaliyuga inilah kehidupan dikatakan paling hancur dari jaman – jaman sebelumnya. Maka dari itu, pada jaman seperti ini diperlukan sebuah kesadaran guna lebih mendekatkan diri kepada Hyang Maha Tunggal.

Salah satu upaya dilakukan agar seseorang memiliki kesadaran diri adalah dengan menempuh jalan yoga. Dengan beryoga orang akan senantiasa berada pada kesadaran diri, mengetahui siapa sebenarnya diri itu, serta apa sebenarnya tujuan manusia dan makhluk lainnya itu diciptakan. Dari yoga orang – orang akan mengerti arti dari setiap kasih, bagaimana menyayangi, dan bagaimana menggunakan cinta kasih tersebut. Karena Tuhan berada pada setiap kasih.

Secara umum, yoga dikatakan sebagai disiplin ilmu yang digunakan oleh manusia untuk membantu dirinya untuk mendekatkan diri kepada Hyang Tunggal. Kata Yoga berasal dari bahasa sansekerta yaitu “yuj” yang memiliki arti menghubungkan atau menyatukan, juga dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai meditasi atau mengheningkan cipta/pikiran, sehingga dapat dimaknai bahwa yoga itu adalah penghubungan atau penyatuan spirit individu (jivatman) dengan spirit universal (paramatman) melalui keheningan pikiran.

Ada beberapa pengertian tentang yoga yang dimuat dalam buku Yogasutra, antara lain sebagai berikut:

1. Yoga adalah ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian badan dan pikiran untuk mencapai tujuan terakhir yang disebut dengan samadhi.

Yoga adalah pengendalian gelombang – gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk dapat berhubungan dengan Tuhan.
Yoda diartikan sebagai proses penyatuan diri dengan Tuhan dengan terus menerus (yogas citta vrtti nirodhah).
Jadi secara umum, yoga dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik yang memungkinkan seseorang untuk menyadari penyatuan antara paramatman dengan roh manusia individu (atman/ jiwatman) melalui keheningan sebuah pikiran.

2.2  Sejarah Yoga

Ajaran yoga bukanlah sebuah ajaran yang menyangkut khusus tentang ajaran agama atau kepercayaan tertentu. Yoga adalah teknik pendekatan diri dengan Tuhan yang umumnya jauh lebih tua dari agama apapun di dunia ini, termasuk agama hindu yang merupakan agama tertua sepanjang sejarah manusia. Hindu adalah agama yang berdasarkan atas ajaran Veda. Kitab Veda ini digubah sekitar 5000 tahun sebelum masehi, yaitu pada saat masuknya bangsa Arya ke India. Namun yoga sudah dikenal oleh masyarakat india jauh sebelum Veda itu digubah atau yoga itu sudah dikenal jauh sebelum masuknya bangsa Arya ke india. Sebelum jaman Veda, para yogi sudah terdapat di india. Timbulnya ajaran yoga bermula dari kesadaran manusia akan pentingnya mendekatkan diri dengan sang pencipta. Sadar akan adanya kekurangan dan kelemahan, dan juga sadar bahwa atman yang ada dalam diri manusia itu adalah sama dengan Sang Pencipta, hanya saja segala bentuk kekotoran yang melekat pada atman itu harus dibersihkan agar dapat menyatu dengan sempurna pada asalnya, yaitu dengan jalan yoga. Yoga adalah milik dunia luas, milik semua insan manusia yang memiliki kesadaran untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta. Ibarat matahari siapun juga bisa dan berhak untuk berjemur dibawahnya.

2.3  Jenis – Jenis Yoga

Teknik mendekatkan diri dengan Tuhan ada banyak sekali bentuknya. Tergantung dari karakter seseorang, tingkat kedalaman rohani, dan juga bakat yang dimiliki oleh orang tersebut. Untuk itu Veda menyediakan berbagai jenis yoga, diantaranya :

 1. Bhakti Yoga

    Bhakti yoga ini memberikan penghayatan/ penjiwaan curahan cinta kasih akan keTuhanan. Bhakti tidak diukur dari seberapa banyak persembahan, tapi diukur dari seberapa dalam dan seberapa murni tingkat cinta kasih seseorang. Bhakti tidak tumbuh dari luar diri seseorang, melainkan harus tumbuh dengan sendirinya dari dalam diri. Kepercayaan adalah kemenangan akhir dari kebenaran dan cinta kasih. Tanda – tanda dari bhakti ini, ditandai dengan adanya kepercayaan, kerendahan hati, serta keprihatinan terhadap makhluk lain.

 2. Karma Yoga

    Karma yoga adalah kebebasan dari suka – dukha pahala perbuatan. Karma yoga ini adalah jalan dimana semua pekerjaan yang dilakukan merupakan sebuah persembahan kepada Hyang pencipta dan merupakan kewajiban yang dibebankan oleh Tuhan kepada kita, sehingga semua hasil yang diperoleh merupakan karunia Tuhan. Pekerjaan dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih.

 3. Jnana Yoga

    Yang menjadi inti ajaran jnana yoga adalah memberikan basis pengertian jnana (pengetahuan) bagi akal atau kecerdasan (buddhi/ citta) untuk dapat mengerti dan melihat keberadaan purusha, atman yang menjiwai dari yang bersifat materiil di alam fenomenal. Hingga akhirnya dengan pengetahuan suci, atman dapat membebaskan dirinya dari suka dan dukha akibat dari perbuatan, yang sebenarnya tidak lain disebabkan oleh tri guna yang ada pada prakerthi sebagai manifestasi karakteristik maya/ acetana.

 4. Mantra Yoga

    Mantra yoga dipraktekkan dengan memurnikan kesadaran melalui pengucapan berulang – ulang suatu mantra khusus. Mantra yang efektif hanya bisa diperoleh dari petunjuk seorang guru sejati yang berwenang. Guru akan memilihkan mantra yang tepat sesuai dengan karma wasana sang murid, dan atas karunia guru mantra itu akan menjadi siddhi sakti karena dihidupkan oleh sakti sang guru sendiri.

 5. Yantra Yoga

    Yantra yoga adalah salah satu yoga yang banyak dipraktekkan di India bagian utara dan Tibet. Mandala yang merupakan gambar geometris khusus menjadi obyek sasaran dari meditasi. Mandala diciptakan dari kekuatan untuk memurnikan pikiran.

 6. Hatha Yoga

    Hatha yoga ini adalah salah satu jenis yoga yang menekankan pada sistem asanas. Sebab kesehatan fisik menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam melakukan sebuah yoga. Kesehatan yang besar adalah modal yang sangat besar dalam menjalankan meditasi.

 7. Raja Yoga

    Raja yoga adalah praktek yang secara langsung menuju kepada penguasaan pikiran dan kesadaran diri. Karena secara langsung menuntun seseorang untuk mengontrol pikirannya, maka Raja yoga ini juga disebut sebagai Royal yoga.yang termasuk kedalam Raja Yoga adalah:

    1. Penahanan diri (Yama)

    2. Aturan/ Tatatertib (Nyama)

    3. Konsentrasi (Dharana)

    4. Medhitasi (Dhyana)

    5. Samadhi

2.4  Tujuan

Tujuan dari yoga di masa kini yoga dipandang sebagai suatu teknik yang bermanfaat untuk mencapai kebugaran dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah serta menyembuhkan berbagai macam penyakit atau gangguan tertentu (Savitri, 2009). Berbagai variasi yang berbeda dari yoga muncul untuk tujuan yang berbeda. Variasi yang utama dari yoga termasuk : 1. Karma Yoga (yoga untuk tugas atau aksi) 2. Bhakti Yoga (yoga untuk penyembahan) 3. Jnyana Yoga (Yoga untuk pengetahuan) 4. Hatha Yoga (yoga untuk penampilan badan) Tujuan dari semua variasi yoga di atas sama. Sasaran ini adalah pembebasan dari siklus kelahiran kembali yang disebut mukti atau kaivalnya. Namun, metode dan isi dari masing-masing variasi berbeda (Savitri, 2009). 1). Karma Yoga Yoga ini berorientasi pada pelayanan. Setiap orang yang hidup berada dalam aliran ini. Karena apabila seseorang sedang dalam melakukan Karma Yoga ketika melayani orang lain dengan tidak memikirkan diri sendiri. 2). Bhakti Yoga Bhakti Yoga berorientasi pada bakti dan pengabdian. Seorang pelaku Bhakti Yoga melihat sisi ketuhan dalam diri setiap orang dan mengabdikan dirinya untuk menumbuhkan kemampuan menerima, mencintai an bertoleransi pada segala sesuatu. 3). Jnana Yoga Jnana Yoga berorientasi pada kebijaksanaan dan pengetahuan. Ini adalah yoga bagi pikiran. Setiap individu yang hidup dengan mengandalkan intelektualitas mereka akan tertarik pada yoga jenis ini. Hatha Yoga Hatha Yoga berorientasi pada hal-hal yang berisifat fisik. Posisi tubuh fisik, teknik- teknik pernafasan, relaksasi yang mendalam dan meditasi merupakan bagian dari Hatha Yoga

2.5  Manfaat dari yoga

Banyak orang menekuni yoga untuk mendapatkan manfaat kesehatan darinya. Apa saja manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dengan melakukan yoga secara teratur?

1. Manfaat Fisik

a. Fleksibilitas Gerakan-gerakan yoga dapat membantu meregangkan dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Seiring waktu, Anda dapat meningkatkan kelenturan paha belakang, punggung, bahu, dan pinggul dengan melakukan yoga secara teratur.

b. Kekuatan Banyak pose yoga yang mengharuskan Anda untuk mendukung berat tubuh sendiri, termasuk menyeimbangkan tubuh pada satu kaki (seperti dalam Tree Pose) atau mendukung tubuh dengan tangan (seperti dalam pose Downward Facing Dog). Beberapa latihan mengharuskan Anda untuk berpindah dari satu pose ke pose yang lain yang juga akan meningkatkan kekuatan.

c. Mengembangkan otot Selain melatih kekuatan tubuh, yoga juga dapat meningkatkan massa otot. Dengan yoga, otot-otot tubuh akan semakin kencang.

d. Mencegah nyeri Meningkatnya fleksibilitas dan kekuatan tubuh dapat membantu mencegah sakit punggung. Banyak orang yang menderita sakit punggung karena menghabiskan banyak waktu duduk di depan komputer atau mengemudi mobil. Yoga dapat melemaskan kembali tulang dan otot yang kaku sehingga mencegah nyeri punggung.

e. Memperlancar pernapasan Kita umumnya bernapas dengan tarikan dan hembusan napas yang pendek-pendek. Latihan pernapasan Yoga, yang disebut Pranayama, memberi perhatian pada nafas dan mengajarkan bagaimana kita dapat menggunakan paru-paru untuk meningkatkan taraf kesehatan. Latihan napas juga dapat membantu membersihkan saluran hidung dan bahkan menenangkan sistem saraf pusat.Manfaat Mental Latihan yoga menekankan pada konsentrasi yang dapat memberi pengaruh positif membawa ketenangan pikiran.

f. Ketenangan mental Yoga juga memiliki teknik meditasi yang bermanfaat untuk membantu menenangkan pikiran.

g. Mengurangi stres Yoga memiliki manfaat mengurangi stres. Saat berkonsentrasi, masalah sehari-hari, baik besar maupun kecil, akan mencair sehingga Anda akan terbebas dar tekanan stres. Konsentrasi bisa menjadi sarana relaksasi pikiran yang sangat dibutuhkan oleh pikiran yang sedang stres.

h. Kesiagaan tubuh Melakukan yoga akan memberikan peningkatan kesadaran dan kesiagaan tubuh. Banyak gerakan halus yoga yang dapat meningkatkan keselarasan. Seiring waktu, Anda akan lebih nyaman dengan diri sendiri dan membuat Anda lebih percaya diri.

2.6  Karma yoga
Karma Yoga mengajarkan kepada kita bagaimana bekerja demi untuk kerja itu sendiri, yaitu tidak terikat. Dan bagaimana menggunakan sebagian besar tenaga kita untuk keuntungan yang terbaik. Motto seorang Karma-Yogin: Kewajiban untuk kewajiban itu sendiri. Bagi seorang Karma- Yogin, kerja adalah pemujaan, sehingga setiap pekerjaan dialihkan menjadi suatu pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seorang karma-Yogin tidak terikat oleh karma, karena ia mempersembahkan buah perbuatannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yogaá-karmaûu-kauúalam, yoga adalah ketrampilan dalam kegiatan.Biasanya, suatu kerja memberi buah kesenangan maupun penderitaan sebagai akibatnya. Setiap kerja menambahkan satu rantai mata rantai terhadap ikatan saýsàra kita dan membawa dan membawa pada pengulangan kelahiran. Ini merupakan hukum karma yang pasti. Tetapi, melalui pelaksanaan Karma Yoga, pahala dari karma itu dapat dihapus, dan karma menjadi mandul. Pekerjaan yang sama, apabila dilakukan dengan sikap mental yang benar dan kehendak yang benar melalui yoga, tanpa keterikatan dan pengharapan terhadap buahnya, tanpa pemikiran badan atau dengan perlakuan pikiran yang seimbang dalam keberhasilan maupun kegagalan (sàmatvam-yoga-ucyate) tidak akan menambahkan mata rantai terhadap belenggu kita. Sebaliknya, ia memurnikan hato dan membantu kita untuk mencapai kebebasan melalui turunnya penerangan Tuhan Yang Maha Esa atau merekahnya fajar kebijaksanaan.

Disiplin moral adalah mutlak dan pengendalian indria-indria adaklah sangat perlu bagi pelaksana Karma Yoga, oleh karena itu sesungguhnya Brahmacarya itu penting. Pelaksanaan kebajikan seperti toleransi, kesesuaian (harmoni), simpati, welas asih, pikiran seimbang, kasih sayang kosmia, kesabaran, ketabahan, kerendahan hati, dermawan, kemuliaan, pengendalian diri, pengendalian kemarahan, tanpa kekerasan, kejujuran, membatasi makananm, minuman dan tidur, hidup sederhana dan mantap merupakan hal yang sangat diperlukan.

Setiap orang hendaknya melakukan kewajibannya sesuai dengan varóa (profesi/swadharma) dan àúramanya (tahapan kehidupan) masing-masing. Tidak ada manfaatnya meninggalkan pekerjaannya sendiri dan condong melakukan pekerjaan orang lain. Beberapa orang berpikir bahwa Karma Yoga adalah tipe yoga yang lebih rendah. Mereka berpikir bahwa mengangkut air, mencuci piring, memberikan makanan kepada orang-orang miskin dan menyapu lantai adalah pekerjaan yang hina. Pikiran yang demikian itu adalah kesalahan besar, karena mereka tidak memahami teknik dan kemuliaan Karma Yoga. Úrì Kåûóa, penguasa ketiga dunia berperan sebagai kusir Arjuna. Bahkan beliau juga berperan sebagai seorang pengembala (1993:  127-129).

Menurut hemat kami ajaran Karma Yoga merupakan etos kerja, seperti telah kami kutipkan pada awal tulisan ini, Tuhan Yang Maha Esa hanya mencintai umat-Nya yang suka bekerja, tidak malas dan suka tidur . Bila semua pekerjaan dilakukan sebagai bentuk pelayanan dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi dengan penuh keihklasan, dan melakukan berbagai kegiatan sebagai aktivitas yajña, seperti dinyatakan dalam Bhagavadgìtà (III.10) yang mengamanatkan bahwa setiap orang hendaknya melakukan kegiatan untuk bersama memutar roda atau cakra yajña, artinya, seseorang ikhlas berbuat baik karena setiap perbuatan baik akan menghasilkan pahala kemuliaan, kini maupun kelak di kemudian hari. Bila kita turut bersama memutar roda yajña, maka hal ini merupakan salah satu jalan menuju  Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan ini kami kutipkan pula pernyataan Svami Vivekananda seratus tahun yang lalu: “Your hand on work, but your heart on God”, tangan menghadapi pekerjaan (apapun) namun hati hendaknya senatiasa menghadap Tuhan Yang Maha Esa

2.7  Pengertian Etos kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok.
Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas.

Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:

a. suatu aturan umum atau cara hidup

b. suatu tatanan aturan perilaku.

c. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku . 
Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.

Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak.Kesimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya .  Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita. Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.

Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance) . Dengan demikian adanya etos kerja pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha berdagang akan terus berjalan mengikuti waktu.
2.8  Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu.
Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah: 
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan .
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan atau menurut kamus W.J.S Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita


2.9   Hubungan   Kecerdasan Emosional dengan Kecerdasan Spiritual
Pada prinsipnya kita harus sadar bahwa; “setiap manusia memiliki segudang kecerdasan, tetapi jika tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual, jiwa manusia tidak akan merasakan kebahagiaan. Sebagaimana Toto Tasmara mengemukakan bahwa betapapun banyak kecerdasan yang dimiliki seseorang tetapi tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual maka dengan sendirinya kecerdasan yang lain tersebut tidak akan berguna sama sekali. Hal tersebut senada dengan pandangan Ary Ginanjar bahwa kecerdasan emosional dan spiritual semestinya tidak boleh dipisahkan karena kecerdasan emosional yang tidak dibarengi kecerdasan spiritual akan menyebabkan manusia menjadi sesat dan spekulatif. Oleh karenanya mengabaikan potensi kecerdasan spiritual, akan membawa masalah di kemudian hari. Kecerdasan spiritual yang dimaksud di sini, bukan berarti seseorang tersebut mampu melakukan ritual keagamaan dengan baik, tetapi harus percaya akan adanya kekuatan nonfisik yang lebih dari kekuatan diri manusia. Sebuah kesadaran yang menghubungkan manusia dengan Tuhan lewat hati nurani. Kecerdasan spiritual jangan hanya mampu melaksanakan ritus-ritus keagamaan tetapi yang lebih penting adalah pemahaman terhadap nilai-nilai ritualisme tersebut. Sebagai contoh kesalah pahaman tentang kecerdasan spiritual hanya berhenti pada ritus adalah fenomena krisis kemanusiaan yang melanda bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim. Bangsa yang kelihatan sangat agamis, justru terkenal tindak kriminalnya, lebih menyedihkan lagi di tengah semaraknya aktivitas formal keagamaan, sering dipertontonkan prilaku-prilaku brutal seperti pembakaran tempat ibadah, perusakan rumah orang yang tak seagama, saling menjelek-jelekkan satu agama dengan lainnya yang sering berakhir dengan konflik dan peperangan. Semua itu bisa terjadi karena mereka salah dalam memaknai  keberagamaan. Ibadah mereka yang tampak khusyuk tidak menimbulkan spiritual apapun.
Fungsi agama (iman) yang ditumbuhkan  sejak kecil, dan menyatu ke dalam kepribadian itulah yang membawa ketentraman batin dan kebahagiaan. Orang yang mempercayai benda-benda keramat, jimat dan sebagainya biasanya tenang selama benda tersebut ada padanya. Akan tetapi jika benda keramat itu hilang maka yang bersangkutan akan gelisah. Obyek keimanan yang tidak pernah hilang dan tidak akan berubah manfaatnya, adalah iman yang ditentukan oleh agama. Iman yang berlandaskan agama akan selalu mendatangkan ketentraman. Dorongan berlebihan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, seperti harta, kedudukan, dan kehormatan, dengan mengabaikan keseimbangan hukum ketetapan Tuhan, terbukti hanya akan menghasilkan kegagalan bahkan sesuatu kehancuran. Dorongan untuk menjadi yang terbesar tanpa memperdulikan faktor-faktor lain, akan mengakibatkan seluruh sistem menjadi terganggu. Jauh dalam hati kecil, sebenarnya manusia telah mengetahui bahwa hal ini kelak akan terjadi, misalnya bencana gampa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus yang terjadi secara beruntung di Indonesia, khususnya di Sumatera. Namun manusia mengabaikan suara hati tersebut, yang justru sebenarnya membisikkan informasi maha penting. Di sinilah kepekaan terhadap kecerdasan emosional (EQ) sangat dibutuhkan, karena mungkin saja menurut perhitungan di atas kertas semua tampak baik dan sempurna. Hati yang jernih tetap akan menyuarakan informasi yang jauh lebih penting.  Memang tak akan mampu membuat alasan apa saja secara logis dan masuk akal, sehingga siapapun bisa dikalahkan secara argumentative, bahwa hitungan di atas kertas itu benar. Tetapi, suara hati tidak akan pernah bohong, ia sangat jujur untuk mengatakan yang sebenarnya. Ini karena sifat Tuhan Yang Maha Besar yang telah terekam dalam hati manusia. Ketika sujud dalam shalat, doa yang diucapkan adalah “Maha suci Allah Yang Maha Tinggi”. Ini artinya bahwa untuk mencapai suatu ketinggian harus dimulai dengan hati yang suci dan jernih terlebih dahulu, sebelum menuju dan mengarah pada ketinggian sebagai suatu landasan keseimbangan.
apakah Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan apakah etos kerja spiritual sangat berfungsi sebagai variabel moderating dalam motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Senada dengan definisi di atas, mengemukakan bahwa motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi juga merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa; (1) Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan (3) Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi. Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu organisasi, sangat ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor motivasi sebagai daya pendorong atau penguat (reinforcement) sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan. bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena dirangsang oleh motivasi. Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai berikut :
1. Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik.
2. Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik.
3. Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting.
4. Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan.
5. Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik.
6. Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi.
7. Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya.
8. Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan.
9. Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang.
10. Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan.
11. Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan.
12. Harapan akan pengakuan dari teman sejawat.
13. Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk.
14. Jaminan adanya keamanan kerja yang prima.
15. Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik

BAB III KESIMPULAN
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna Karma Yoga adalah memandang kerja atau pekerjaan yang dilaksanakan sebagai bentuk bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menyerahkan sepenuhnya hasilnya kepada-Nya dan mengerjakan pekerjaan dengan baik, sesungguhnya kearifan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut akan menumbuhkan efektivitas dan krativitas. Kerja sebagai bentuk bakti di India disebut sevaka dan di Bali disebut ngayah yang dalam melaksanakannya tidak berpikir untuk mendapatkan upah atau pahala untuk pekerjaan itu, karena pahalanya berupa kebahagiaan ketika melakukan pekekrjaan itu.

Daftar pustaka

http://putusuardiana.blogspot.co.id/2014/01/maknayoga-dalam-meningkatkan.html

sumber: http://www.parisada.org

http://budi-arsitek.blogspot.co.id/2011/11/bhagawad-gita-karma-yoga-dan-jenana.html

(Diposkan oleh Komang Budiasa )

http://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2015/12/hubungan-antara-kecerdasan-emosional

Komentar

Popular Posts

Proposal Usaha Bengkel Las Dan Bubut “Sabadha Logam”

Jenis-Jenis Port beserta Penjelasan, Gambar, dan Fungsinya Pada Console Unit

Drama : Liburan Ke Kebun Binatang