Pemetaan model dan proses bisnis e-commerce di Indonesia
Electronic Commerce (e-commerce) secara umum merupakan
kegiatan bisnis perniagaan maupun perdagangan atau jasa yang berhubungan erat
dengan konsumen (consumers), manufaktur, internet service provider (ISP) dan
pedagang perantara (intermediateries) dengan menggunakan media electronik.
Dalam hal ini media electronik yang dimaksud adalah internet.
E-Commerce
dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan / perniagaan
barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik. Pada dasarnya e-commerce
merupakan dampak dari berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi,
sehingga secara signifikan merubah cara manusia melakukan interkasi dengan
lingkungannya, yang dalam hal ini terkait dengan mekanisme dagang, e-commerce bukanlah
sekedar mekanisme penjualan barang melalui media internet, tetapi lebih dari
pada sebuah transformasi bisnis yang merubah cara-cara perusahaan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Semakin meningkatnya komunitas
bisnis yang mempergunakan internet dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari
secara tidak langsung telah menciptakan sebuah domain dunia baru yang kerap
diistilahkan sebagai “cyberspace” atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata
(real world), cyberspace memiliki karakteristik yang unik dimana seorang
manusia dapat dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja di dunia ini sejauh
yang bersangkutan terhubung ke internet. Hilanngnya batasan dunia yang
memungkinkan sesorang berkomunikasi dengan orang lain secara efesien dan
efektiif ini secaea langsung merubah cara perusahaan dalam melakukan bisnis
dengan perusahaan lain atau konsumen.
Pada dasarnya ada 4 jenis relasi
dalam dunia bisnis yang biasa dijalin oleh sebuah perusahaan :
- relasi dengan pemasok
- relasi dengan distributor
- relasi dengan rekanan
- relasi dengan konsumen
Berdasarkan bisnis intinya,
masing-masing perusahaan memiliki urutan proses utamnya sendiri-sendiri (core
processes), dimana pada berbagai titik sub-proses, terjadi interaksi antara
perusahaan dengan salah satuentiti relasi di atas. Jika dahulu relasi hanya
dapat terjalin secara “one-to-one relationship” karena alas an efisiensi, maka
dengan adanya E-Commerce, hubungan antar perusahaan dengan entiti eksternal
lainnya dapat dilakukan secara “many-to-many relationship” dengan lebih cepat,
lebih baik, dan lebih murah.
Keuntungan e-commerce
a. Bagi perusahaan : memperpendek
jarak, perluasan pasar, perluasan jaringan mitra bisnis dan efisiensi, dengan
kata lai mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsive,
serta mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos
surat, pencetakan, report, dan sebagainya sehingga meningkatkan pendapatan.
b. Bagi konsumen : efektif, aman secara
fisik dan flexible.
c. Bagi masyarakat umum : mengurangi
polusi dan pencemaran lingkungan, membuka peluang kerja baru, menguntungkan
dunia akademis, meningkatkan kualitas SDM.
Sedangkan kerugiannya adalah : Meningkatkan individualisme,
pada perdagangan elektronik terkadang menimbulkan kekecewaan, apa yang dilihat
dilayar monitor computer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat
mata.
Berikut
ini akan jabarkan lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce
di Indonesia.
1. Classifieds/listing/iklan
baris
Ini adalah model bisnis e-commerce
paling sederhana yang cocok digunakan di negara-negara berkembang. Dua kriteria
yang biasa diusung model bisnis ini:
·
Website
yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online
·
Penjual
individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis
Tiga situs iklan baris yang terkenal
di Indonesia ialah Tokobagus, Berniaga,
dan OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di
Indonesia juga bisa dibilang masih menggunakan model bisnis iklan baris di
forum jual belinya. Ini dikarenakan Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk
menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi masih
dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli. Dan metode transaksi yang
paling sering digunakan di situs iklan baris ialah metode cash on delivery
atau COD.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
·
Seluruh
transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan
·
Bisa
digunakan oleh penjual individual
Kegiatan jual beli di website
marketplace harus menggunakan fasilitas transaksi online seperti layanan escrow
atau rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya
akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama
barang belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila
transaksi gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Tiga situs marketplace di Indonesia
yang memperbolehkan penjual langsung berjualan barang di website ialah Tokopedia,
Bukalapak, dan Lamido. Ada juga situs marketplace lainnya
yang mengharuskan penjual menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu seperti
Blanja
dan Elevenia.
3. Shopping
mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia ialah Blibli.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Model
bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website
(domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara
online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Bhinneka,
Lazada Indonesia,
BerryBenka,
dan Bilna1. Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online, juga bisa
dianggap sebagai toko online.
5. Toko online di media sosial
Banyak
penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan
Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada
pemain-pemain lokal yang membantu penjual berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt.
Ada juga startup yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu
website yakni Shopious.
Membuat
toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan asiknya
gratis. Tapi penjual tidak dapat membuat templatenya sendiri. Dan bahkan saat
ini, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli barang.
Ada
juga beberapa bisnis online yang menggunakan beberapa model bisnis diatas pada
saat bersamaan. Dua contohnya ialah Qoo10 dan Rakuten Belanja Online yang memiliki toko
online B2C mereka sendiri serta marketplace yang memverifikasi penjualnya
terlebih dahulu. Inilah model-model bisnis dari website e-commerce di
Indonesia.
Proses Bisnis
e-commerce
Seperti
halnya dalam aktivitas bisnis konvensional, sistem E-Commerce juga melalui
tahapan-tahapan aktivitas tertentu yang biasa diistilahkan dengan proses
bisnis. Dari berbagai jenis proses bisnis yang ada, aktivitas transaksi
perdagangan antara penjual dan pembeli merupakan hal mendasar yang harus
dipahami oleh praktisi bisnis.
Dapat
kita lihat bahwa perusahaan, sekelompok orang, atau individu yang ingin
menawarkan produk atau jasanya, dapat memulai rangkaian bisnis dengan
menggunakan internet sebagai media berkomunikasi. Dengan bermodalkan sebuah
website atau homepage, penjual (seller) dapat memberikan berbagai informasi
sehubungan dengan profil usaha dan produk atau jasa yang ditawarkan. Di sisi
konsumen sebagai calon pembeli (buyers), internet menyediakan akses secara luas
dan bebas terhadap semua perusahaan yang telah “mendaftarkan” diri di
dunia maya. Pertukaran informasi dalam arena ini dapat dilakukan secara satu arah
maupun interaktif melalui beragam produk elektronik, seperti komputer, telepon,
faks, dan televisi. Proses bisnis pertama di dalam sistem E-Commerce ini
dinamakan sebagai “information sharing”. Prinsip penjual di dalam proses ini
adalah untuk mencari dan menjaring calon pembeli sebanyak-banyaknya, sementara
prinsip pembeli adalah berusaha sedapat mungkin mencari produk atau jasa yang
diinginkannya, dan mencoba untuk mencari tahu penilaian orang lain terhadap
produk atau jasa tersebut.
Setelah
aktivitas tukar-menukar informasi dilakukan, proses bisnis selanjutnya adalah
melakukan pemesanan produk atau jasa secara elektronik. Dua pihak yang
bertransaksi sudah selayaknya harus melakukan aktivitas perjanjian tertentu,
sehingga proses pembelian dapat dilakukan dengan sah, benar, dan aman.
Pembelian antara dua entiti bisnis biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu
seperti EDI (Electronic Data Interchange) atau ekstranet. Di dalam proses
bisnis ini, ada empat aliran entiti yang harus dikelola dengan baik:
a.
Flow of goods (aliran produk);
b.
Flow of information (aliran informasi);
c.
Flow of money (aliran uang); dan
d.
Flow of documents (aliran dokumen).
Fasilitas
E-Commerce yang ada harus dapat mensinkronisasikan keempat aliran tersebut,
sehingga proses transaksi dapat dilakukan secara efisien, efektif, dan
terkontrol dengan baik.
Setelah
transaksi usai dilakukan dan produk telah didistribusikan ke tangan konsumen,
barulah proses terakhir yaitu aktivitas purna jual dijalankan. Pada tahapan ini
penjual dan pembeli melakukan berbagai aktivitas atau komunikasi seperti:
a.
Keluhan terhadap kualitas produk;
b.
Pertanyaan atau permintaan informasi
mengenai produk-produk lain;
c.
Pemberitahuan akan produk-produk baru
yang ditawarkan;
d.
Diskusi mengenai cara menggunakan produk
dengan baik, Dan lain sebagainya.
Target dari
interaksi ini adalah agar di kemudian hari terjadi kembali transaksi bisnis
antara kedua pihak yang didasari pada kepuasan pelanggan.
Ketiga
proses utama di dalam value chain sistem E-Commerce ini dapat dilakukan selama
24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Berdasarkan kenyataan, website dan email
merupakan dua sarana yang kerap dipergunakan dalam melakukan transaksi
perdagangan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pihak penjual harus memiliki
pusat basis data (corporate database) yang berisi informasi mengenai produk dan
jasa perusahaan beserta semua rekaman interaksi antara penjual dan pemberi
(formal maupun informal) yang terjadi. Sistem basis data ini akan menjadi
sebuah pusat pengetahuan korporat (corporate knowledge) yang di dalamnya
terdapat data mentah maupun informasi mengenai perilaku konsumen dan pasar.
Nah, dengan demikian perdagangan melalui jaringan elektronik dimanfaatkan
oleh perusahaan untuk memasarkan produk, barang dan jasa. Strategi yang paling
penting adalah strategi yang elemen-elemennya dikaitkan dengan transmisi data
elektronik. Nama yang berkaitan dengan strategi ini adalah sistem
antar-organisasi (IOS). EDI merupakan subset dari IOS. Istilah lain adalah EDI
yaitu pertukaran data elektronik. Pertukaran data elektronik adalah suatu cara
untuk mencapai sistem antar organisasi.
ok brother, terima kasih atas kunjungannya
BalasHapusok brother, terima kasih atas kunjungannya
BalasHapus