definisi dari pendekatan sistem, SLDC, prototyping, manfaat dan kelemahan dari prototyping


MAKALAH
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.



KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat -Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Informasi Manajemen(SIM). Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang mengenai peranannya.
i
 
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga tugas yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................          i
DAFTAR ISI......................................................................................................................         ii    
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................         1
A.    Latar Belakang........................................................................................................         1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................................         2
C.     Tujuan Penulisan......................................................................................................         2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................         3
A.    Pendekatan Sistem..................................................................................................         3
B.     Definisi SDLC.........................................................................................................         3
C.     Langkah-langkah pengembangan system dengan SDLC........................................         4
D.    Manfaat dan kelemahan system SDLC...................................................................         6
E.     Definisi Prototyping................................................................................................         7
F.      Manfaat dan kelemahan prototyping.......................................................................         9
BAB III PENUTUP............................................................................................................       10
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.




B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Apakah definisi dari pendekatan sistem?
2.      Apakah yang dimaksud dengan SLDC?
3.      Bagaimana langkah-langkah pengembangan sistem dengan SDLC?
4.      Apakah yang dimaksud dengan prototyping?
5.      Apakah manfaat dan kelemahan dari prototyping?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk memahami definisi dari pendekatan sistem.
2.      Untuk memahami apa itu SLDC
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan system dengan SDLC
4.      Untuk memahami definisi dari prototyping
5.      Untuk mengetahui manfaat dan kelemahan dari prototyping


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendekatan Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip  di pertimbangkan dan solulusi yang di pilih dapat di terapkan
Di dalam sebuah perusahaan manajer  berperan penting dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien.sistem konseptual adalah suatu sistem pemecahan masalah yang terdiri dari manajer ,informsi dan standart.2 elemen yang lain masuk dalam peroses perubahan masalah menjadi solusi (solusi alternatif dan kendala).
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
B.     Definisi Systems Development Life Cycle  (SDLC)
SDLC merupakan siklus hidup pengembangan system. Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC berupa suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis system untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk persyaratan, validasi, pelatihan, dan pengguna (stakeholder) kepemilikan. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakanTeknologi Informasi infrastruktur, dan murah untuk mempertahankan dan biaya efektif.
SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (Waterfall approach) karena pekerjaan-pekerjaan tersebut mengikuti satu pola teratur dan dilaksanakan dari atas ke bawah dan memiliki aliran satu arah-menuju ke penyelesaian proyek. Ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu siklus hidup baru akan dimulai dengan diawali oleh tahap perencanaan.
C.    Langkah-langkah pengembangan sistem dengn SDLC
·         Fase Definisi
Pada fase definisi pemakai sistem dan analis sistem melakukan analisis berjenjang terhadap operasi bisnis yang berjalan saat ini dan sistem informasi yang digunakan. Langkah-langkah yang bisa diterapkan pada fase ini adalah Analisis Kelayakan dan Pendefinisian Permintaan.
Pada langkah analisis kelayakan sistem, usulan-usulan tentang perbaikan sistem ataupun pembuatan sistem yang baru ditelaah oleh suatu bagian (biasanya bagian sistem informasi). la melakukan studi kelayakan terhadap sistem yang ada dan menganalisis usulan sistem baru. Hasil dari langkah analisis kelayakan ini adalah dokumen proposal yang Iengkap dan sudah memasukkan sekilas sistem baru tersebut, ikhtisar rekomendasi yang diberikan, uraian sistem apa yang layak dijalankan dan bagaimana sistem tersebut bekerja.
Kemudian langkah penentuan kebutuhan sistem sangat berpengaruh karena keberhasilan dan ketepatan pengembangan sistem sangat tergantung pada identifikasi kebutuhan sistem yang benar. Langkah ini membutuhkan waktu yang lama dan sulit mengumpulkan sistem baru yang dibutuhkan organisasi secara rinci.
·         Fase Konstruksi
Fase konstruksi terdiri dari tiga langkah penting yaitu Desain Sistem, Pembuatan Sistem, Pengujian Sistem.
Desain sistem ini mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem, mendesain isi dan struktur database sistem, dan menentukan program-program pemrosesan sistem serta menghubungkan antara satu program dengan program lain. Manajer harus mernahami bagaimana sistem baru tersebut nanti bekerja dan berinteraksi dengan orang lain sehingga tugas-tugas dapat dijalankan dengan sempurna. Biasanya seorang ahli sistem informasi juga akan bersikap seperti layaknya pengguna sistem tersebut dengan maksud dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari sistem yang sudah ada.
Pada langkah membuat dan menguji sistem, pekerjaan yang dilakukan adalah membuat program komputer dan rancangan terinci dari database dan file yang akan digunakan dalam sistem tersebut. Aktivitas ini dijalankan oleh ahli sistem informasi dan manajer yang fungsinya memberi saran perbaikan sekiranya diperlukan. Bagian sistem informasi akan menentukan konfigurasi hardware apa yang digunakan, software sistemnya, sistem manajemen database, dan bahasa-bahasa pemrograman.
Langkah selanjutnya, ahli sistem informasi menguji program sistem tersebut hingga lengkap dan dapat dijalankan sempurna. Semua pihak baik itu manajer, pengguna cistern atau bagian yang terlibat harus bertanggungjawab terhadap pengujian sistem ini. Hai ini thmaksudkan agar sistem tersebut dapat bekerja dengan benar.
·         Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi tahap Pemasangan dan tahap Operasional.
Pada tahap implementasi (penerapan), manajer perusahaan dan profesional Sistem Informasi bekerjasama untuk menginstall sistem baru tersebut, yang biasanya melibatkan konversi data dan prosedur lama ke yang baru. Cara mengkonversi suatu data dengan benar sehingga tidak ada data lama yang hilang (jika perusahaan sebelumnya sudah memiliki sistem) merupakan hal yang panting dan merupakan keputusan teknis.
Setelah sistem diinstall maka tahap yang terpanjang dari suatu sistem adalah tahap pemeliharaan sistem yang telah diinstall. Biasanya juga akan dilakukan perubahan jika sistem yang sudah diterapkan itu kurang lengkap. Misalnya masalah harga pokok. Dalam pengembangan suatu sistem ada empat komponen yang digunakan, yakni input, proses, output dan penyimpanan. Jika kemudian sistem dianggap sudah tidak layak lagi dengan kondisi terbaru perusahaan maka rtanajer dan ahli sistem akan kembali pada tahap definisi lagi. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan apakah sistem yang ada masih layak diteruskan atau perlu diperbarui. Jika keputusannya diperbarui, maka organisasi atau perusahaan akan mengulangi cara yang sama mulai dari tahap definisi sampai operasional dan perneliiharaan. Itulah sebabnya pengembangan sistem seperti ini disebut dengan siklus.
D.    Manfaat dan Kelemahan Pendekatan SDLC
Jika dilakukan dengan baik, maka metodologi SDLC ini memiliki keunggulan­keunggulan, seperti berikut ini:
1.      Dengan bantuan para ahli Sistem Informasi dan manajer, pendekatan ini biasanya menghasilkan sistem . yang berkualitas tinggi yang bekerja dengan balk, dan dirancang serta dibangun dengan baik, aman dan mudah diawasi, dan mudah dijalankan dan dipelihara untuk periode waktu yang lama.
2.      Dari sudut pandang manajer, organisasi sistem informasi menyediakan metodologi pengembangan dan pemahaman bagaimana mengembangkan suatu sistem, menyediakan dan mengelola analis sistem teknotogi dan ahli teknis, yang melakukan semua pekerjaan teknis, mengoperasikan dan memelihara hasil sistem.
Disamping keunggulan, SDLC memiliki kelemahan mendasar seperti berikut ini:
1.      Sangat sulit menentukan kebutuhan sistem yang Iengkap dan akurat pada permulaan pengembangan sistem.
2.      Pengembangan sistem model ini membutuhkan waktu yang lama. 3. Pengembangan sistem ini membutuhkan biaya yang besar.
E.     Definisi Prototyping
Para pengembang selalu melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat memuaskan penggunanya yang proyek-proyek tersebut cenderung berlanjut hingga berbulan bahkan bertahun yang hampir selalu melebihi anggarannya. Sebagai tanggapan atas keterbatasan tersebut, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan lain yaitu prototype. Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses membuat prototype ini disebut prototyping.
Terdapat dua jenis prototype : evolusioner dan persyaratan. Prototype Evolusioner terus menerus disempurnakan sampai memiliki fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru yang kemudian dilanjutkan produksi. Prototype Persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna  tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Ada empat langkah dalam pengembanga prototipe evolusioner yaitu:
a.       Langkah pertama, dimulai dengan identifikasi kebutuhan dasar dari sistem yang akan dibuat. Biasanya pembuat sistem bertemu bersama-sama dan menyetujui input dan data yang diperiukan untuk menghasilkan output sistem informasi.
b.      Langkah kedua, pembuatan sistem dilakukan dengan membuat prototip sistem awal yang disesuaikan dengan keinginan dan kesepakatan ketika menentukan kebutuhan dasar sistem. Dalam hal ini pembuat sistem harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam memilih alat atau software yang digu­nakan. Tahap ini umumnya memerlukan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung paaa ukuran dan kompleksitas dari sistemnya.
c.       Langkah ketiga menjadi tanggungjawab pemakai sistem yang baru tersebut. Pemakai sistem ini bekerja dengan sistem dan mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki. la lalu bertemu dengan pembuat sistem untuk mendiskusikan perubahan-perubahan, sehingga kelihatan sekali pengguna menentukan pengembangan dan fungsi sistem yang dijalankan.
d.      Langkah keempat adalah pembuat sistem memodifikasi sistem untuk memasukkan perubahan yang diinginkan. Agar setiap orang tetap terlibat, kecepatan merupakan hal yang panting. Kadang pembuat sistem dapat duduk bersama-sama dengan pengguna dan membuat beberapa perubahan. Kemudian, pengguna ditanyai kembali untuk mencoba sistem dan saran-saran perubahan yang perlu dilakdkan. Langkah ketiga dan keempat diulang berkali­kali hingga pengguna merasa puas dengan sistem yang sudah dibuat.
F.     Manfaat dan Kelemahan Prototyping
Pengembangan sistem dengan cara prototyping ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
a.       Prototyping bermanfaat ketika terjadi ketidakpastian tentang persyaratan/keinginan, pemecahan rancangan atau desain sistem.
b.      Prototyping bermanfaat untuk rancangan end-user interface dari suatu sistem informasi.
c.       Prototyping mengurangi biaya pengembangan yang berlebihan
d.      Pengguna bisa mendapatkan gambaran desain sistem yang sesungguhnya.
e.       Pengembangan sistem lebih cepat jika dibandingkan dengan konsep SDLC
Disamping keunggulan, ada beberapa kelemahan mendasar dari konsep protyping ini, yaitu:
a.       Prototyping yang cepat seringkali mengabaikan langkah-langkah pengembangan sistem yang seharusnya dilalui.
b.      Jika prototyping berjalan dengan balk, manajemen mungkin menganggap sistem yang ada tidak perlu dirancang ulang ataupun diprograrm ulang.
c.       Sistem prototyping mas h perlu didokumentasi dan d uji, namun tahap ini sering diabaikan.
d.      Diperlukan investasi tambahan untuk software, pengelolaan data, dan pelatihan untuk pengguna sistem tersebut.


BAB III
PENUTUP
            Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya yakni persiapan, defenisi dan solusi.
Ketika sistem dikembangkan, proses, data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan simbol-simbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.


DAFTAR PUSTAKA


Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat

Chr. Jimmy L.Gaol. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Grasindo

Manullang .M, 2002, Pengantar Bisnis, ugm Gadjah Mada University Press, Yogyakarya.

Azhar,Kasim,2004, Teori pembuatan Keputusan, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta

Sadono Sukirno., Wan Sabri Husin., Danny Indrianto., Charles Sianturi., Kurniawan Saefullah., 2006, Pengantar Bisinis, Kencana, Jakarta.

George M. Scott, 1994; prinsip-prinsip sistem informasi manajemen ; penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta

Davis. B. Gorgon; 1995; Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen; Penerbit PT Gramedia, Jakarta

Sutabri Tata; 2005; Sistem Informasi manajemen ed 1; Penerbit ANDI, Jogyakarta

Husein, Muhammad Fakhri dan Amin Wibowo.2002. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : UPP AMP YKPN,

O’Brien, James A.2005. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta : Salemba Empat,

Gaol, C. J. (2008). Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo

Djumiarti, T. (2013, October 22). Undip. http://eprints.undip.ac.id/9848/1/BUKU_ AJAR_SIM_Publik_UTK_Mhs.pdf

Ismail, M. (2013, October 22). http://directory.umm.ac.id/SI-PT/akuntansi-mutia.pdf

Pangestu, D. W. (2013, October 22).  ilmukomputer.com

Sentranet. (2013, October 22).http://www.sentranet.co.id/component/content/article/46-ict-world/ 93-apa-itu-sistem-informasi-manajemen.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-dan-membuat-keputusan-4/







Komentar

Popular Posts

Proposal Usaha Bengkel Las Dan Bubut “Sabadha Logam”

Jenis-Jenis Port beserta Penjelasan, Gambar, dan Fungsinya Pada Console Unit

Drama : Liburan Ke Kebun Binatang